Prakiraan Harga Perak: XAG/USD Bergerak di Atas $30,00 karena Melemahnya Dolar AS
- Harga Perak mendapatkan momentum karena melemahnya Dolar AS membuat logam ini lebih mudah diakses oleh pembeli yang memegang mata uang asing.
- Dolar AS menghadapi tantangan menyusul laporan bahwa pemerintahan Trump yang akan datang akan mengadopsi pendekatan yang lebih tepat sasaran dalam menerapkan tarif.
- Permintaan Perak meningkat karena Tiongkok berkomitmen untuk mengadopsi kebijakan makroekonomi yang "lebih proaktif" dan menurunkan suku bunga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Harga Perak (XAG/USD) memperpanjang kenaikan untuk hari keempat berturut-turut, diperdagangkan di sekitar $30,20 per troy ounce selama jam-jam perdagangan Eropa hari Selasa. Harga logam abu-abu berdenominasi dolar ini mendapatkan momentum karena Dolar AS (USD) yang lebih lemah membuatnya lebih terjangkau bagi para pembeli yang menggunakan mata uang asing, sehingga meningkatkan permintaan Perak.
Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak kinerja USD terhadap enam mata uang utama, tetap berada di bawah tekanan selama tiga sesi berturut-turut menyusul laporan bahwa pemerintahan Trump yang akan datang mungkin akan mengadopsi pendekatan yang lebih bertarget dalam menerapkan tarif. DXY turun ke dekat 108,00 pada saat artikel ini ditulis.
Namun, Trump membantah laporan Washington Post yang menyatakan bahwa timnya sedang mempertimbangkan untuk membatasi ruang lingkup rencana tarifnya untuk hanya mencakup impor-impor penting tertentu. Dolar AS mungkin mendapat dukungan setelah komentar Presiden terpilih Donald Trump bahwa kebijakan tarifnya tidak akan dipangkas.
Indeks Manajer Pembelian (IMP) Jasa ISM AS akan dirilis pada hari Selasa. Pada hari Rabu, pasar akan fokus pada risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve (The Fed) bulan Desember. Para investor akan memantau dengan seksama data ketenagakerjaan AS untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Jumat. Laporan ini dapat memberikan beberapa petunjuk tentang prospek suku bunga The Fed pada tahun 2025.
Permintaan perak semakin didukung oleh prospek ekonomi yang positif di Tiongkok, konsumen logam terbesar di dunia. Beijing baru-baru ini berkomitmen akan mengadopsi kebijakan makroekonomi yang "lebih proaktif" dan menurunkan suku bunga tahun ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.